TANJUNGBALAI -Puluhan warga yang berada di pingiran
sungai Bandar Jepang resah. Pasal aliran sungai yang mengalir hingga ke kota Tanjungbalai ini
diduga telah tercemar limbah pabrik yang diduga dari PT Jampalan Baru. Padahal
air sungai yang biasa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari itu berubah
warna menjadi hitam, berbau tak sedap dan berminyak. Warga khawatir
penceramaran lingkungan ini bisa menjadi wabah penyakit bagi warga.
sungai Bandar Jepang resah. Pasal aliran sungai yang mengalir hingga ke kota Tanjungbalai ini
diduga telah tercemar limbah pabrik yang diduga dari PT Jampalan Baru. Padahal
air sungai yang biasa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari itu berubah
warna menjadi hitam, berbau tak sedap dan berminyak. Warga khawatir
penceramaran lingkungan ini bisa menjadi wabah penyakit bagi warga.
Akibat pencemaran ini puluhan warga Desa
Sei Dua Hulu, Simpang Empat dan warga Kota Tanjungbalai meninjau sumber asal
limbah yang berada di Dusun XVI, Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat,
Kabupaten Asahan.
Sei Dua Hulu, Simpang Empat dan warga Kota Tanjungbalai meninjau sumber asal
limbah yang berada di Dusun XVI, Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat,
Kabupaten Asahan.
Dimana para warga mendapati bahwa asal limbah
terdapat dari sebuah parit bekoan perkebunan warga yang tembus ke PT Jampalan Baru
di Dusun XVI Desa Simpang Empat.
terdapat dari sebuah parit bekoan perkebunan warga yang tembus ke PT Jampalan Baru
di Dusun XVI Desa Simpang Empat.
Menurut beberapa warga yang mengaku bernama Ilham, Wahyu, dan Edi, Selasa
(15/11) pencemaran sungai ini sangat meresahkan warga. Di mana air sungai hitam dan berbau, sehingga
tidak bisa digunakan warga untuk keperluan sehari-hari.
“Sudah cukup lama kami menahan diri atas
pencemaran air sungai ini. Tapi kali ini pencemarannya sudah sangat parah. Kami
berharap pemerintah setempat bisa menegur pihak perusahaan,” kata warga.
pencemaran air sungai ini. Tapi kali ini pencemarannya sudah sangat parah. Kami
berharap pemerintah setempat bisa menegur pihak perusahaan,” kata warga.
Senada dikatakan Kepala Dusun XIV Desa Simpang Empat
Rudi. Menurut Rudi warganya sudah cukup lama mengeluh atas pencemaran air
sungai.
Rudi. Menurut Rudi warganya sudah cukup lama mengeluh atas pencemaran air
sungai.
“Sebenarnya ini sudah berlangsung lama Pak
tapi baru seminggu ini airnya parah seperti ini. Banyak warga yang resah
terlebih air sungai ini masih banyak digunakan warga untuk mandi, mencuci dan
untuk aktiftas lainnya,” ujar Rudi, Selasa (15/11). (mag02/syaf)
tapi baru seminggu ini airnya parah seperti ini. Banyak warga yang resah
terlebih air sungai ini masih banyak digunakan warga untuk mandi, mencuci dan
untuk aktiftas lainnya,” ujar Rudi, Selasa (15/11). (mag02/syaf)