SIMALUNGUN- Nyawa Riki Pradana Sinaga (18) tak tertolong. Ia menghembuskan nafas terakhir saat mendapat perawatan di rumah sakit. Tubuhnya, khususnya di bagian kepala, penuh luka setelah dihujami arit dan parang. Terakhir, pelaku yang merupakan sahabat korban, juga mengakhiri hidup dan bunuh diri di pohon aren.
Informasi dihimpun, peristiwa sadis yang menggemparkan warga Kecamatan Dolok Batu Nanggar itu terjadi di Huta III Songal, Nagori Bahtobu, tepatnya di depan rumah Muhammad Sarifuddin, berjarak 100 meter dari rumah korban, Jumat (4/11) sekira pukul 21.30 WIB.
Saat itu Riki yang berstatus pelajar SMK itu sedang duduk santai bermain gitar bersama lima temannya. Tak lama kemudian, pelaku Dedi Setiawan (28) terlihat datang ke lokasi dengan mengendarai sepedamotornya. Begitu sampai di sana, pelaku tak banyak bicara.
Ia langsung memarkirkan sepedamotornya di hadapan korban. Selanjutnya Riki yang semula bercanda gurau dengan teman-temannya, beranjak dari tempat duduknya. Maksudnya adalah hendak menggeser sepedamotor miliknya karena ia berniat pergi ke warung untuk membeli sesuatu.
Saat itulah peristiwa naas itu terjadi. Riki yang sedang menggeser kreta dan posisinya membelakangi, langsung didatangi Dedi. Yang bikin kaget teman-teman korban, di tangan Dedi sudah ada sebilah arit. Diduga senjata tajam itu sudah dipersiapkan dan dibawanya dari rumah.
Selanjutnya, tanpa sepatah kata pun, Dedi langsung mengayunkan arit itu ke kepala Riki.
Pada beberapa bacokan, Riki sempat menangkis, sehingga jari-jari tangannya nyaris putus. Setelah itu, pelaku kemudian mengayunkan kembali aritnya secara membabibuta hingga kepala korban mengalami luka bacokan yang cukup parah dan nyaris hancur.
Parahnya, arit yang dibacokkan pelaku itu juga menancap dan tertinggal di leher korban. Kesadisan pelaku tak berakhir sampai di situ. Pelaku juga membacokkan parang yang diduga sudah dipersiapkan dan juga dibawanya.
“Belum puas juga dia setelah membacokkan arit. Dia juga menusukkan parang yang ada di tangannya ke bagian dada Riki,” ujar Sumarni, bibi korban menceritakan apa yang didengarnya dari warga.
Tak hanya di dada, parang juga dibacokkan ke bagian punggung korban secara membabibuta.
“Padahal saat itu Riki sudah terjerembab di tanah dan tertimpa sepedamotornya yang tadinya hendak digeser,” katanya sedih.
Tak lama kemudian, setelah melihat korban tak berdaya, pelaku langsung melarikan diri dengan mengendarai sepedamotornya.
Berselang tiga puluh menit kemudian atau sekira pukul 22.00 WIB, Sumarni yang juga Pangulu Bah Tobu datang ke tempat kejadian setelah mendapat informasi dari warga. Selanjutnya ia langsung membawa korban ke RS Horas Insani.
“Tapi karena luka yang dideritanya cukup parah, pihak rumah sakit menyarankan agar korban dirujuk ke RSUD Dr Djasamen saragih Pematangsiantar,” jelasnya.
Namun sayang, saat mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Djasamen Saragih sekira pukul 00.30 WIB pada Sabtu (5/11), nyawa korban tak tertolong. Riki pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Di rumah sakit, ibu, adik dan oppung korban langsung histeris begitu mengetahui anak dan cucu kesayangannya telah tiada. Mereka terlihat langsung lunglai dan tak sadarkan diri. Begitu sadar kembali, ibunya Legiani langsung berteriak-teriak.
“Mana anakku… Mana anakku… Anakku tidur kan? Anakku tidak matikan?” katanya histeris.
Tak lama setelah itu, jasad korban pun diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih untuk diotopsi.
Sementara itu di Nagori Bah Tobu, warga yang mengetahui kebrutalan pelaku, langsung marah atas peristiwa yang terjadi.
Tanpa dikomandoi, ratusan warga keluar rumah untuk mencari pelaku. Melihat warga yang sudah tersulut emosi itu, personel Satuan Reskrim Polsek Serbalawan yang sudah berada di TKP, langsung mengamankan orangtua pelaku dengan cara mengungsikannya dari rumahnya.
Kemudian polisi yang dipimpin langsung Kanit Reskrim Polsek Serbalawan Iptu Subakir berusaha menenangkan warga, tapi tak berhasil. Seolah emosi warga tak terbendung. Mereka menyisir beberapa tempat untuk menemukan Dedi.
Sekira pukul 01.00 WIB, pelaku akhirnya ditemukan warga. Namun saat itu kondisinya sudah tak bernyawa. Dedi ditemukan tewas tergantung di pohon aren yang berada di belakang rumahnya.
Hal itu ternyata belum diketahui semua warga. Ratusan orang yang masih menyisir kampung itu sebelumnya sempat melihat sepedamotor Yamah jupiter korban yang terparkir tak jauh dari kediamannya. Selanjutnya tanpa dikomandoi, sepedamotor itu pun dibakar massa.
Polisi yang mengetahui kejadian kembali berusaha menenangkan warga yang sudah emosi. Aksi mulai reda setelah polisi memberitahukan bahwa korban ditemukan sudah tak bernyawa dan tergantung di pohon aren. Setelah itu polisi menyarankan warga kembali ke rumahnya masing-masing.
Selanjutnya, setelah suasana reda, polisi menurunkan jasad Dedi dari atas pohon aren.
Kemudian jenazah diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih untuk keperluan visum. Sebelumnya saat diperiksa tim medis, tanda-tanda Dedi bunuh diri sudah ditemukan oleh tim medis dan personel Sat Reskrim Serbalawan. Namun untuk memastikannya, jenazah pelaku pun divisum lagi.
Kapolsek Serbalawan AKP M Surbakti melalui Kanit Reskrim Iptu Subakir SH, membenarkan adanya kejadian pembunuhan yang menewaskan Riki Pradana Sinaga tersebut. Dia mengungkapkan, saat ini personel Sat Reskrim Polsek Serbalawan masih melakukan penyelidikan untuk menyingkap motif pembunuhan yang dilakukan pelaku.
“Kita sudah melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti berupa bangkai sepedamotor yang sudah hangus terbakar, sebilah arit dan parang, serta seutas tali nilon yang dipergunakan pelaku untuk gantung diri,” katanya. (adi/hez)