LUBUKPAKAM –
Rahmad alias Amat (31) warga Dusun IV Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu
tak mengira jika dirinya bakal selamat setelah sampan miliknya dihempas ombak
setinggi 3 meter diperairan laut Pantai Labu, Minggu (6/11) sekira pukul 06.30
Wib. Nelayan yang memiliki satu anak itu selamat dari maut setelah bertarung
dengan ombak selama 3 jam.
Rahmad alias Amat (31) warga Dusun IV Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu
tak mengira jika dirinya bakal selamat setelah sampan miliknya dihempas ombak
setinggi 3 meter diperairan laut Pantai Labu, Minggu (6/11) sekira pukul 06.30
Wib. Nelayan yang memiliki satu anak itu selamat dari maut setelah bertarung
dengan ombak selama 3 jam.
Menurut cerita Rahmad kepada Sejumlah Wartawan dikediamannya, seperti biasa untuk memenuhi
nafkah kebutuhan keluarganya setiap hari, Rahmad, pria yang sudah melaut sejak
berusia 23 tahun itu berangkat dari rumah sekira pukul 06.00 Wib. Tanpa
mengetahui cuaca ekstrim saat itu, Rahmad pun membawa sampan mesinnya menuju
laut dengan harapan bakal membawa hasil untuk biaya kebutuhan keluarganya.
Namun diluar perhitungan dan dugaannya, setengah jam saat berada dilaut
mendadak ombak setinggi 3 meter dengan gulungan 3-4 secara beriringan
menghantam sampan yang disewa Rahmad. Seketika sampan terbalik dan menutupi
Rahmad. “Aku berada dibawa sampan dan posisi sampan hanya ujung depan saja yang
kelihatan,” sebutnya
nafkah kebutuhan keluarganya setiap hari, Rahmad, pria yang sudah melaut sejak
berusia 23 tahun itu berangkat dari rumah sekira pukul 06.00 Wib. Tanpa
mengetahui cuaca ekstrim saat itu, Rahmad pun membawa sampan mesinnya menuju
laut dengan harapan bakal membawa hasil untuk biaya kebutuhan keluarganya.
Namun diluar perhitungan dan dugaannya, setengah jam saat berada dilaut
mendadak ombak setinggi 3 meter dengan gulungan 3-4 secara beriringan
menghantam sampan yang disewa Rahmad. Seketika sampan terbalik dan menutupi
Rahmad. “Aku berada dibawa sampan dan posisi sampan hanya ujung depan saja yang
kelihatan,” sebutnya
Sadar maut telah menantinya, Rahmad tak tinggal diam. Dua
menit kemudian, Rahmat pun berenang dan mengapung diatas air laut. Sambil
memegang tali sampan, Rahmad berupaya berenang menuju tepi laut. Tapi hempasan
ombak kembali membuat Rahmat kembali tenggelam. Meski kondisi badanya sudah
lemah akibat hempasan ombak, tapi Rahmad tak mau patah arang. Semangatnya kian
kuat karena Rahmad bertekad harus tetap hidup dan selamat sampai ke rumah.
Bayangan wajah isteri dan anak semata wayangnya menunggu Rahmad kembali kerumah
membakar semangatnya untuk bertahan hidup dengan berenang melawan ombak.
menit kemudian, Rahmat pun berenang dan mengapung diatas air laut. Sambil
memegang tali sampan, Rahmad berupaya berenang menuju tepi laut. Tapi hempasan
ombak kembali membuat Rahmat kembali tenggelam. Meski kondisi badanya sudah
lemah akibat hempasan ombak, tapi Rahmad tak mau patah arang. Semangatnya kian
kuat karena Rahmad bertekad harus tetap hidup dan selamat sampai ke rumah.
Bayangan wajah isteri dan anak semata wayangnya menunggu Rahmad kembali kerumah
membakar semangatnya untuk bertahan hidup dengan berenang melawan ombak.
Sambil tetap
memegang tali sampan, Rahmad berenang dan berjuang untuk ke tepi pantai. Ketika
ada sampan yang lewat, Rahmad pun melambaikan tangan untuk meminta pertolongan.
Tapi nelayan yang lewat tak melihat lambaian tangan Rahmad karena ombak kembali menghempaskan Rahmad.
Perjuangan Rahmad untuk bertahan hidup dengan berenang melawan ombak itu akhirnya
membuahkan hasil. 3 jam bertarung dengan ombak, Rahmad pun sampai ditepi pantai
yang kedalaman airnya setinggi pusar di sekitar Pantai Putra Deli desa Denai
Kuala Kecamatan Pantai Labu. Rahmad pun ditolong oleh Ijal, Apit dan Heri warga
sekitar. Sampan Rahmad pun digiring dari Pantai Putra Deli ke Desa Paluh Sibaji
dengan menelan waktu sekira satu jam. “Tidak tahu lagi berapa banyak air laut
yang ku minum. Tekad harus hidup memacu semangat ku,” sebutnya
memegang tali sampan, Rahmad berenang dan berjuang untuk ke tepi pantai. Ketika
ada sampan yang lewat, Rahmad pun melambaikan tangan untuk meminta pertolongan.
Tapi nelayan yang lewat tak melihat lambaian tangan Rahmad karena ombak kembali menghempaskan Rahmad.
Perjuangan Rahmad untuk bertahan hidup dengan berenang melawan ombak itu akhirnya
membuahkan hasil. 3 jam bertarung dengan ombak, Rahmad pun sampai ditepi pantai
yang kedalaman airnya setinggi pusar di sekitar Pantai Putra Deli desa Denai
Kuala Kecamatan Pantai Labu. Rahmad pun ditolong oleh Ijal, Apit dan Heri warga
sekitar. Sampan Rahmad pun digiring dari Pantai Putra Deli ke Desa Paluh Sibaji
dengan menelan waktu sekira satu jam. “Tidak tahu lagi berapa banyak air laut
yang ku minum. Tekad harus hidup memacu semangat ku,” sebutnya
Selama menjadi nelayan, baru pertama kali kejadian
seperti itu dialami oleh Rahmad. Pun begitu, pria berkulit gelap itu tidak
bakal kapok untuk melaut karena melaut sudah menjadi mata pencahariannya
sehari-hari. “Aku tidak tahu jika cuaca buruk, kalau tahu cuaca buruk lebih
baik tidak usah melaut. Kalau hasil melaut sebesar Rp 100 ribu untuk pemilik
sampan Rp 10 ribu. Kalau tak melaut kami mau makan apa,” ujarnya. (hen/smg)
seperti itu dialami oleh Rahmad. Pun begitu, pria berkulit gelap itu tidak
bakal kapok untuk melaut karena melaut sudah menjadi mata pencahariannya
sehari-hari. “Aku tidak tahu jika cuaca buruk, kalau tahu cuaca buruk lebih
baik tidak usah melaut. Kalau hasil melaut sebesar Rp 100 ribu untuk pemilik
sampan Rp 10 ribu. Kalau tak melaut kami mau makan apa,” ujarnya. (hen/smg)