TANJUNGBALAI – Pihak Karantina
Ikan Tanjungbalai-Asahan berhasil menggagalkan 14 fiber penyimpanan ikan yang
diduga berisi ratusan belangkas atau pari kepiting. Upaya penyelundupan ikan belangkas
yang masuk dalam daftar hewan dilindungi itu dilakukan dari tangkahan Amat
Jajar di Kelurahan Beting Kuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibung, Kota
Tanjungbalai.
Ikan Tanjungbalai-Asahan berhasil menggagalkan 14 fiber penyimpanan ikan yang
diduga berisi ratusan belangkas atau pari kepiting. Upaya penyelundupan ikan belangkas
yang masuk dalam daftar hewan dilindungi itu dilakukan dari tangkahan Amat
Jajar di Kelurahan Beting Kuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibung, Kota
Tanjungbalai.
Belangkas yang telah dimasukkan
kedalam fiber tersebut rencananya akan diselundupkan keluar negeri melalui
Panipahan (Riau).
kedalam fiber tersebut rencananya akan diselundupkan keluar negeri melalui
Panipahan (Riau).
Keterangan yang diperoleh koran
ini di lapangan mengatakan, pada malam itu, puluhan unit fiber tersebut
dihantarkan ke tangkahan Amat Jajar dengan menggunakan becak barang.
Rencananya, fiber berisi ratusan belangkas tersebut akan dikirimkan pada malam
itu menuju Panipahan dengan menggunakan kapal barang.
ini di lapangan mengatakan, pada malam itu, puluhan unit fiber tersebut
dihantarkan ke tangkahan Amat Jajar dengan menggunakan becak barang.
Rencananya, fiber berisi ratusan belangkas tersebut akan dikirimkan pada malam
itu menuju Panipahan dengan menggunakan kapal barang.
Akan tetapi, sebelum fiber tersebut dimuat ke dalam kapal, petugas Karantina
Ikan datang dan mempertanyakan isi fiber. Setelah mengetahui fiber tersebut
berisi ratusan belangkas atau si pari kepiting, akhirnya fiber berisi hewan
laut yang dilindungi itu gagal di muat ke dalam kapal barang.
Malam itu juga, belangkas yang
ada di dalam fiber langsung digelandang ke Kantor Karantina Ikan di Desa Bagan
Asahan, Kecamatan Tanjungbalai.
ada di dalam fiber langsung digelandang ke Kantor Karantina Ikan di Desa Bagan
Asahan, Kecamatan Tanjungbalai.
Kepala Kantor Karantina Ikan Tanjungbalai-Asahan Sondang Sitorus yang dihubungi
koran ini, Jumat (25/11) membenarkan adanya penangkapan puluhan fiber yang
berisi belangkas tersebut. Katanya, fiber berisi belangkas tersebut ditahan
karena belankas adalah hewan laut yang dilindungi karena sudah hampir punah.
“Benar, pada hari Kamis
malam kita ada melakukan penahanan terhadap 14 unit fiber dari tangkahan Amat
Jajar karena berisi belangkas, yakni hewan laut yang dilindungi. Kita belum
tahu, mau kemana rencananya Belangkas tersebut akan dikirim, hingga saat ini
masih dalam penyelidikan,” ujar Sondang Sitorus.
malam kita ada melakukan penahanan terhadap 14 unit fiber dari tangkahan Amat
Jajar karena berisi belangkas, yakni hewan laut yang dilindungi. Kita belum
tahu, mau kemana rencananya Belangkas tersebut akan dikirim, hingga saat ini
masih dalam penyelidikan,” ujar Sondang Sitorus.
Menurut Sondang Sitorus, dalam penangkapan 14 fiber berisi belangkas tersebut,
pihaknya belum ada melakukan penetapan dan penahanan terhadap tersangka pemiliknya.
Soalnya, lanjutnya, untuk dapat mengetahui siapa pemilik dari ke-14 unit fiber
berisi belangkas tersebut, masih dalam proses penyelidikan hingga saat ini.
Pada kesempatan itu, Sondang Sitorus juga mengungkapkan, pihaknya pada hari
ini, Sabtu (26/11), baru akan mencacah atau menghitung jumlah belangkas yang
ada di dalam ke-14 peti kemas fiber tersebut. Hanya saja diduga jumlah
belangkas yang ada di fiber mencapai ratusan ekor.
Dan, imbuhnya, penghitungan
tersebut akan dilakukan bersama dengan pihak terkait lainnya seperti
kepolisian, TNI serta unsur pemerintah.
tersebut akan dilakukan bersama dengan pihak terkait lainnya seperti
kepolisian, TNI serta unsur pemerintah.
Untuk diketahui, belangkas atau si Pari Kepiting adalah salah satu hewan laut
jenis noktural yang beraktivitas pada malam hari khususnya pada bulan purnama.
Hewan ini termasuk kedalam filum Arthropoda atau hewan beruas-ruas termasuk
kepiting, serangga maupun kelabang.
Karena populasinya saat ini sudah langka, menyebabkan hewan laut ini dilindungi
tidak hanya di Indoensia juga di seluruh dunia. (ck-5/syaf/ma/int)