BATUBARA– Inwani br Ritonga alias Iin alias Dewi (27), akhirnya diamankan polisi dari warungnya di Desa Sumber Padi, Kecamatan Limapuluh, Batubara.
Wanita asal Dusun Kampung Baru, Dolok Masihul, Serdang Bedagai, ini diamankan atas laporan Sabirin, dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap Ryzki Syaputra, bayi mereka yang masih berusia satu tahun, satu bulan. Akibat penganiayaan itu bayi Ryzki Syaputra mengalami patah kaki dan tangan.
Namun, Iin membantah telah melakukan penganiayaan terhadap anaknya Ryzki Syaputra. Tapi, ia curiga terhadap Po (28), teman prianya.
‘’Mungkin selingkuhanku yang melakukan penganiayaan pada anakku. Aku nggak gila, nggak mungkin aku menganiaya anakku sendiri,” kata Iin, ketika ditemui wartawan, di Mapolsek Indrapura, Rabu (23/11), sekira pukul 12.00 WIB.
Iin menuturkan, pada Rabu (16/11) pagi sekira pukul 07.00 WIB, ia sedang menyapu di halaman warungnya di Desa Sumber Padi, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara. Tiba-tiba, ia mendengar suara jeritan Ryzki dan disusul suara kekasih gelapnya itu Po memanggilnya dari dalam kamar warungnya itu.
‘’ Po ini warga Perdagangan, Kabupaten Simalungun,” sebut Iin.
Waktu itu, Iin langsung masuk ke kamar warung dan melihat langsung Rizki menjerit dengan kondisi berlumuran darah di atas tempat tidurnya. Waktu itu, dia langsung memarahi Po.
‘’Saya bilang sama dia (Po, red), kenapa kakinya berdarah? Lalu dijawabnya, gak ada aku apa-apain dia.
Kemudian saya mengatakan lagi; gak mungkin, aku aja mamaknya gak pernah memperlakukannya seperti itu,” kata Iin pagi itu ke Po.
Iin terus mendesak Po; ‘’kau apakan itu?” tanya Iin ke Po.
Dan dijawabnya lagi; “cuma kuluruskan saja kakinya tadi.”
Lalu, Iin melihat kondisi bagian betis Ryzki koyak, seperti ada sayatan sepanjang 10 cm. Tapi, dia mengaku tidak ada memperhatikan di sekitarnya apakah ada pisau atau alat yang melukai Rizky. Iin mengakui jika Rizky agak rewel.
‘’Aku juga gak tahu kenapa dia (Po, red) tega seperti itu?” katanya lagi.
Melihat kondisi Rizky berlumuran darah, Iin sempat panik. Lalu, Rizki dibawa berobat ke Puskesmas Petatal. Saat itu, kaki Rizky sengaka diikat pakai kaos singletnya.
Memang kata Iin, sejak malam sebelum kejadian itu, Ryzki sempat mengalami demam. Kalau demam, Po lah yang selalu membawanya berobat.
‘’Memang dia (Po) selalu ngomel, kalau anaknya sakit,” ujarnya.
Dan, sepulang dari Puskesmas Petatal, Kecamatan Talawi, Iin dan Po langsung mengantarkan Ryzki ke ayah kandungnya Sabirin (48), di Kompleks Perumahan Tanjung Gading, Kecamatan Sei Suka, Batubara.
Niatnya saat itu agar Sabirin membawa anaknya berobat.
Tapi saat dia datang, respon Sabirin malah berbeda. Dia malah mempermasalahkan alasan kedatangannya.
‘’Aku bilang ini anakmu sakit, tolong bawa dia berobat,” kata Iin.
Tapi respon Sabirin saat itu dingin. Dia malah hendak meninggalkan Iin dan pergi mengendarai mobil pick up Granmax miliknya sembari melemparkan uang sebesar Rp2 ratus ribu. Tak terima, Iin jengkel dan meletakkan bayinya di tanah persis di samping mobil pick up Granmax tersebut. Setelah itu, dia kembali ke warungnya di Sumber Padi. Sementara Po kembali ke rumahnya di Perdagangan, Kecamatan Bandar, Simalungun.
‘’Aku sudah jengkel, jadi aku letakkan saja Rizky di tanah persis di samping mobilnya,” ujar Iin.
Memang kata Iin, saat itu dia datang hanya menggunakan daster dan diantarkan oleh PO. Iin menduga Sabirin makin kecewa sehingga responnya tidak baik meski sudah diberitahu jika anaknya sedang sakit.
Kepada wartawan, Iin mengakui jika Rizky lahir dari hasil hubungan gelapnya (kumpul kebo, red) dengan Sabirin, selama lima tahun.
‘’Memang kami gak pernah nikah,” ujar Iin.
Iin mengaku telah dibohongi Sabirin, pria yang telah memberikannya seorang anak. Dulu saat pertama kali bertemu, Sabirin mengaku seorang kontraktor PT Inalum dan agen lembu
‘’Nyatanya, dia cuma tukang babat rumput di Tanjung Gading,” katanya kesal.
Kemudian selama hubungan gelapnya terjalin, Sabirin selalu mengontrakkannya rumah untuk tempat tinggal di daerah Tebing Tinggi. Tapi mereka hidup selalu berpindah-pindah dari satu ke tempat lain di daerah Tebing Tinggi.
Meski demikian, Iin berusaha sabar sebab Sabirin berjanji akan menikahinya kelak setelah dia melahirkan anak baginya. Tapi apa yang ia dapat, hingga melahirkan janji akan dinikahi tidak ditepati oleh Sabirin.
‘’Dia bilang mau menikahiku setelah Rizky lahir, nyatanya apa? Sampai sekarang kami gak nikah-nikah,” ungkapnya.
Iin mengatakan, hubungannya dengan Sabirin kemudian renggang setelah istrinya mengetahui hubungan gelap mereka. Ternyata, Sabirin sudah menikah dan memiliki tiga orang anak di Daerah Simpang Deras, Kecamatan Sei Suka, Batubara.
‘’Kami putus hubungan sejak Lebaran kemarin. Sejak itu, kami hanya komunikasi lewat telepon dan gak pernah kasih kami uang. Dia bilang kalau ada uang baru dia kasih, gitu saja,” kata Iin.
Sementara dengan Po, Iin mengaku telah menjalin hubungan setelah Sabirin menjauh dari hidupnya. Ia mengaku pertama kali kenalan dengan Po, sekitar tiga bulan lalu. Saat itu, Po singgah ke warungnya.
‘’Po ini ngakunya anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Batubara dan tinggal di Perdagangan,” ungkapnya.
Iin mengaku sudah berulangkali meminta Po agar menjauhinya, tapi Po tidak meninggalkannya. Po juga sering menginap di warung miliknya. Sampai pada akhirnya, mereka menjalin hubungan spesial.
Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Kapolsek Indrapura AKP Kusnadi, didampingi Kanit Reskrim IPTU JH Sinaga menyebutkan, Iin ditemukan di warungnya di Desa Sumber Padi.
Saat Iin diamankan tidak banyak pertanyaan. Menurut Sinaga, Iin kooperatif dan langsung ikut ke Mapolres untuk diambil keterangannya.
‘’Saat ini, dia kita amankan dan kasusnya akan kita limpahkan ke PPA Polres Batubara,” sebut Sinaga.
‘’Kita mengharapkan seluruh instansi terkait proaktif membantu korban. Kita harapkan jangan ada lagi yang seperti ini. Penganiayaan terhadap bayi itu sangat tidak manusiawi, pelakunya harus dihukum berat,” kata Syafrizal.
Informasi yang diterima wartawan menyebutkan, hasil rontgen Ryzki pada tubuhnya ada dua patahan di tangan kanan, tiga patahan di kaki kiri dan satu patah yang lama di pinggang. (wan/dro/ma/int)