Malam sebelum kejadian Kamis (10/11), ketika Zainudin cs berangkat melaut, cuaca tidak sedang hujan. Namun ketika malam semakin larut, cuaca di laut Batubara mulai tidak bersahabat. Selain hujan lebat, petir juga menggelegar hebat.
Zainuddin cs dan rekannya sesama nelayan kepiting pun menghentikan aktivitas menangkap ikan di tengah laut. Tapi nahas, kapal nelayan yang ditumpangi Zainuddin disambar petir.
Seketika Zainuddin roboh. Rekannya Azuari, warga Desa Pematang Nibung, Kecamatan Medang Deras, Batubara, juga ikut terkena kilatan petir dan mengakibatkan luka bakar di bagian bokong dan betisnya.
Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Azuari kemudian berusaha membawa kapal mereka ke daratan berharap agar segera mendapat pertolongan medis.
Begitu sampai di darat, Azuari langsung berteriak meminta tolong bantuan warga nelayan. Kemudian dia dan Zainuddin langsung dievakuasi ke Puskesmas Pagurawan.
Tapi nahas, Zainuddin ternyata sudah meninggal dunia. Kemudian jasadnya disemayamkan ke rumah duka di Jalan Teluk, Kelurahan Pangkalan Dodek, Pagurawan, Kecamatan Medang Deras, Batubara. Dan, pada hari itu juga jasad korban dikebumikan di tempat pemakaman umum setempat.
Sementara Azuari harus menjalani perawatan medis karena luka bakar di tubuhnya.
‘’Kejadian disambar petir itu sekira pukul pukul 05.00 WIB. Saat itu hujan lebat dan petir menggelegar,” kata Azuari, ketika ditemui di Puskesmas Pagurawan.
Salahseorang warga Pagurawan bernama Usuf (30), mengatakan, kejadian disambar petir itu terjadi Jumat (11/11) subuh, saat korban tengah melaut.
‘’Mereka itu nelayan kepiting. Mereka perginya malam hari dan biasanya pulang pagi,” ujarnya.
Kanit Reskrim Polsek Medang Deras AIPDA Trisman Siagian membenarkan kejadian tersebut. Trisman menyebutkan, korban Zainudin meninggal dunia akibat tersambar petir saat pergi melaut.
Sementara informasi diperoleh bahwa kedua korban merupakan nelayan modern. Tapi saat kejadian, mereka sama sekali tidak menggunakan handphone. (wan/dro)