PADA tulisan terdahulu penulis telah menerangkan tentang ada 3 cara berinai dan prosesi Akad nikah.
Kali ini penulis mencoba untuk menuliskan tentang bukusan uang mahar.
Kali ini penulis mencoba untuk menuliskan tentang bukusan uang mahar.
Oleh, Syafruddin Yusuf, Asahan
Tepak sirih nikah, pulut kuning dan bungkusan uang mahar
berada di tengah-tengah majelis. Kemudian tuan rumah menyodorkan tepak sirih
penyambut untuk dimakan dan mulailah acara berpantun untuk pengantar
nikah.
berada di tengah-tengah majelis. Kemudian tuan rumah menyodorkan tepak sirih
penyambut untuk dimakan dan mulailah acara berpantun untuk pengantar
nikah.
Setelah itu maka oleh anak beru dari pihak
perempuan dibukalah bungkusan uang mahar secara cermat dan hati-hati dan
dihitung jumlah isinya jika telah cukup maka oleh famili yang tua-tua
bergantian maksudnya agar perkawinan itu nanti mendapat kekekalan dan
keselamatan seperti perkawinan orang tua-tua dulu, kemudian uang diserahkan
kepada ibu bapak pengantin perempuan.
perempuan dibukalah bungkusan uang mahar secara cermat dan hati-hati dan
dihitung jumlah isinya jika telah cukup maka oleh famili yang tua-tua
bergantian maksudnya agar perkawinan itu nanti mendapat kekekalan dan
keselamatan seperti perkawinan orang tua-tua dulu, kemudian uang diserahkan
kepada ibu bapak pengantin perempuan.
Setelah itu
mulailah ijab kabul dilaksanakan, jika akad nikah telah selesai dibacakan doa dan makan bersama.Lalu pihak
laki-laki pulang dengan membawa pahar
pulut kuning dari pihak perempuan serta alat-alat lainnya seperti” benda tanda”
yang diserahkan
dulu.
mulailah ijab kabul dilaksanakan, jika akad nikah telah selesai dibacakan doa dan makan bersama.Lalu pihak
laki-laki pulang dengan membawa pahar
pulut kuning dari pihak perempuan serta alat-alat lainnya seperti” benda tanda”
yang diserahkan
dulu.
Berandam dan Mandi Berhias
Upacara berandam
dilakukan di rumah pengantin perempuan. Calon pengantin perempuan digunting
rambutnya sedikit-sedikit agar cantik didandani dan dengan pisau cukur lalu
pengantin diandam atau dikerik
rambut-rambut halus yang ada di wajah setelah itu pengantin mandi berhias yaitu
mandi dengan air wangi-wangian. Setelah itu bersiap-siap untuk didandani. Pengantin laki-laki juga berandam.
dilakukan di rumah pengantin perempuan. Calon pengantin perempuan digunting
rambutnya sedikit-sedikit agar cantik didandani dan dengan pisau cukur lalu
pengantin diandam atau dikerik
rambut-rambut halus yang ada di wajah setelah itu pengantin mandi berhias yaitu
mandi dengan air wangi-wangian. Setelah itu bersiap-siap untuk didandani. Pengantin laki-laki juga berandam.
Bersanding
Pelaksanaan
upacara bersanding diadakan di rumah pengantin perempuan. Pengantin perempuan telah dirias dengan
memakai sanggul tegang dan menggengam sirih genggam kemudian naik ke tas
pelaminan dan ditutup tabir. Pihak laki-laki yang terdiri atas kerabat dekat
ikut serta untuk mengantar pengantin laki-laki yang telah memakai destar dan
menggenggam sirih genggam.
upacara bersanding diadakan di rumah pengantin perempuan. Pengantin perempuan telah dirias dengan
memakai sanggul tegang dan menggengam sirih genggam kemudian naik ke tas
pelaminan dan ditutup tabir. Pihak laki-laki yang terdiri atas kerabat dekat
ikut serta untuk mengantar pengantin laki-laki yang telah memakai destar dan
menggenggam sirih genggam.
Hantaran yang
dibawa pada acara bersanding: Balai, Tepak
sirih penyongsong, Bunga
sirih, Nasi besan (nasi dengan
lauk pauknya), Sebaki
tabur taburan (beras putih, beras kuning, bertih, bunga rampai), Tujuh telur ayam mentah (telur aluan), Sisa uang hantaran, Uncang uang ampang pintu, Uang buka kipas, yang dibungkus di dalam
uncang kuning oleh kedua anak beru perempuan dan laki-laki.
dibawa pada acara bersanding: Balai, Tepak
sirih penyongsong, Bunga
sirih, Nasi besan (nasi dengan
lauk pauknya), Sebaki
tabur taburan (beras putih, beras kuning, bertih, bunga rampai), Tujuh telur ayam mentah (telur aluan), Sisa uang hantaran, Uncang uang ampang pintu, Uang buka kipas, yang dibungkus di dalam
uncang kuning oleh kedua anak beru perempuan dan laki-laki.
Ketika sampai di
halaman rumah pengantin perempuan rombongan pengantin laki-laki didahului oleh anak beru sebab ketika akan
memasuki rumah pintu dihempang dengan
sehelai kain yang disebut batang dan dijaga oleh anak beru laki-laki pihak
perempuan sementara pihak
tuan rumah menaburkan bertih dan beras kunyit kepada rombongan pengantin
laki-laki.
halaman rumah pengantin perempuan rombongan pengantin laki-laki didahului oleh anak beru sebab ketika akan
memasuki rumah pintu dihempang dengan
sehelai kain yang disebut batang dan dijaga oleh anak beru laki-laki pihak
perempuan sementara pihak
tuan rumah menaburkan bertih dan beras kunyit kepada rombongan pengantin
laki-laki.
Di zaman dahulu dalam
perkawinan raja-raja sebagai pengganti beras kuning adalah ambor-ambor
(guntingan tipis yang terbuat dari perak dan emas), setelah berdebat berpantun maka
diserahkanlah uang hempang pintu. Setelah itu dipenuhi
maka barulah rombongan laki-laki diizinkan masuk ke rumah tapi dekat pelaminan terhalang lagi karena adanya hempang kedua yang
dijaga oleh anak beru perempuan dari pihak perempuan setelah berdebat berpantun
maka uang buka kipas
diserahkan, setelah itu dipenuhi tabir pun dibuka dan pengantin laki-aki diperkenankan
naik ke pelaminan duduk di sebelah pengantin perempuan.
perkawinan raja-raja sebagai pengganti beras kuning adalah ambor-ambor
(guntingan tipis yang terbuat dari perak dan emas), setelah berdebat berpantun maka
diserahkanlah uang hempang pintu. Setelah itu dipenuhi
maka barulah rombongan laki-laki diizinkan masuk ke rumah tapi dekat pelaminan terhalang lagi karena adanya hempang kedua yang
dijaga oleh anak beru perempuan dari pihak perempuan setelah berdebat berpantun
maka uang buka kipas
diserahkan, setelah itu dipenuhi tabir pun dibuka dan pengantin laki-aki diperkenankan
naik ke pelaminan duduk di sebelah pengantin perempuan.
Setelah buka
kipas maka sirih genggam pun dipertukarkan
antara pengantin laki-laki
dan pengantin perempuan dan 7 telur
aluan diserahkan pada pihak perempuan. Keluarga laki-laki pun juga menyerahkan
semua hantaran yang dibawa. Lalu dilakukan upacara tepung tawar oleh ahli
famili dari kedua belah pihak yang jumlahnya haruslah ganjil dan untuk yang
menepungtawari diberilah bunga telur cecak.
kipas maka sirih genggam pun dipertukarkan
antara pengantin laki-laki
dan pengantin perempuan dan 7 telur
aluan diserahkan pada pihak perempuan. Keluarga laki-laki pun juga menyerahkan
semua hantaran yang dibawa. Lalu dilakukan upacara tepung tawar oleh ahli
famili dari kedua belah pihak yang jumlahnya haruslah ganjil dan untuk yang
menepungtawari diberilah bunga telur cecak.
Setelah semua
selesai, maka kedua pengantin dibawa
turun untuk mengikuti acara nasi-hadap-hadapan atau astakona.
selesai, maka kedua pengantin dibawa
turun untuk mengikuti acara nasi-hadap-hadapan atau astakona.
Pada upacara nasi
hadap-hadapan atau astakona ini pengantin akan didudukkan di depan sebuah
dulang yang berisi nasi beserta lauk
pauknya. Di dalam nasi tersebut
disembunyikan ayam panggang yang nantinya akan diperebutkan kedua
pengantin.
hadap-hadapan atau astakona ini pengantin akan didudukkan di depan sebuah
dulang yang berisi nasi beserta lauk
pauknya. Di dalam nasi tersebut
disembunyikan ayam panggang yang nantinya akan diperebutkan kedua
pengantin.
Menurut kepercayaan orang Melayu, pengantin yang berhasil mendapatkannya lebih dulu,
menjadi pertanda bahwa dia akan
lebih berperan dalam mangarungi
rumah tangga.
menjadi pertanda bahwa dia akan
lebih berperan dalam mangarungi
rumah tangga.
Di samping itu, untuk
lebih menyemarakkan dan memeriahkan suasana pada acara itu, disediakan
berbagai macam makanan dan
buah buahan yang telah diukir atau dihias dengan bagus. Begitu juga disediakan berbagai kue; halwa atau manisan yang lezat-lezat. Pada zaman
dahulu ragam hidangan ini tak kurang dari 100 macam hidangan. Setelah acara ini selesai lalu pengantin
memasuki kamar dan oleh pengantin laki-laki diberilah sebentuk cincin atau
perhiasan lain yang dipakaikan langsung
oleh pengantin laki –laki ke pengantin perempuan, pemberian ini disebut cemetuk. Lalu keduanya keluar kamar untuk menemui
orang tua dan kerabat yang dituakan dari pihak istri sambil menyembahkan sirih dalam tepak.
lebih menyemarakkan dan memeriahkan suasana pada acara itu, disediakan
berbagai macam makanan dan
buah buahan yang telah diukir atau dihias dengan bagus. Begitu juga disediakan berbagai kue; halwa atau manisan yang lezat-lezat. Pada zaman
dahulu ragam hidangan ini tak kurang dari 100 macam hidangan. Setelah acara ini selesai lalu pengantin
memasuki kamar dan oleh pengantin laki-laki diberilah sebentuk cincin atau
perhiasan lain yang dipakaikan langsung
oleh pengantin laki –laki ke pengantin perempuan, pemberian ini disebut cemetuk. Lalu keduanya keluar kamar untuk menemui
orang tua dan kerabat yang dituakan dari pihak istri sambil menyembahkan sirih dalam tepak.
Mandi
Berdimbar (Mandi Bergumba)
Berdimbar (Mandi Bergumba)
Pada adat Melayu yang
terdapat acara mandi bedimbar diadakan
dua kali, terutama untuk kalangan bangsawan. Pertama mandi berdimbar selepas bersanding dan kedua sehabis halangan. Mandi bedimbar artinya mandi
berhias dan kepercayaan itu diperoleh dari sisa-sisa agama Hindu. Setelah upacara ini kedua mempelai
menghadap orang tua perempuan dan keluarga dekatnya, pada saat itu diberilah
macam-macam hadiah cemetuk dari
tutur yang lebih tua sampai yang muda kecuali tutur adik.
terdapat acara mandi bedimbar diadakan
dua kali, terutama untuk kalangan bangsawan. Pertama mandi berdimbar selepas bersanding dan kedua sehabis halangan. Mandi bedimbar artinya mandi
berhias dan kepercayaan itu diperoleh dari sisa-sisa agama Hindu. Setelah upacara ini kedua mempelai
menghadap orang tua perempuan dan keluarga dekatnya, pada saat itu diberilah
macam-macam hadiah cemetuk dari
tutur yang lebih tua sampai yang muda kecuali tutur adik.
Lepas halangan
disini dimaksud adalah setelah kedua pengantin melakukan hubungan badan yang
dibuktikan dengan tanda perawan pada sehelai kain berwarna putih yang
sebelumnya telah dibentangkan di atas kasur
pengantin, dan tanda itu diedarkan kepada mertua perempuan dan kelurga dekat pihak
laki-laki, jika segala sesuatunya selamat, maka pihak laki-laki mengantarkan ke rumah
pengantin perempuan satu talam yang berisi makanan yang belum dimasak: Tiga buah kelapa yang tak berlubang (yang menandakan
bahwa sang istri benar-benar perawan sejati), seekor ikan kering besar (daging), sepiring pulut kuning dengan
juadah-juadahnya.
disini dimaksud adalah setelah kedua pengantin melakukan hubungan badan yang
dibuktikan dengan tanda perawan pada sehelai kain berwarna putih yang
sebelumnya telah dibentangkan di atas kasur
pengantin, dan tanda itu diedarkan kepada mertua perempuan dan kelurga dekat pihak
laki-laki, jika segala sesuatunya selamat, maka pihak laki-laki mengantarkan ke rumah
pengantin perempuan satu talam yang berisi makanan yang belum dimasak: Tiga buah kelapa yang tak berlubang (yang menandakan
bahwa sang istri benar-benar perawan sejati), seekor ikan kering besar (daging), sepiring pulut kuning dengan
juadah-juadahnya.
Selanjutnya pihak
perempuan mengirimkan balasan serupa yang disebut naik halangan.
perempuan mengirimkan balasan serupa yang disebut naik halangan.
Selanjutnya mandi berdimbar diulangi lagi karena
lepas halangan yang dinamai mandi selamat, upacaranya serupa dengan mandi
berdimbar pertama, selepas mandi pengantin laki-laki memberikan lagi cemetuk
ke–2 kepada pengantin perempuan.
lepas halangan yang dinamai mandi selamat, upacaranya serupa dengan mandi
berdimbar pertama, selepas mandi pengantin laki-laki memberikan lagi cemetuk
ke–2 kepada pengantin perempuan.
Meminjam pengantin.
Pada hari yang
sudah ditentukan maka orang tua pengantin laki-laki mengutus anak beru
laki-laki dan perempuan dari pihak pengantin laki-laki meminjam pengantin ke
rumah ibu-bapa pengantin laki-laki dan pengantin membawakan untuk mertua:
Kue-kue, Tilam dan bantal, Satu balai nasi kuning.
sudah ditentukan maka orang tua pengantin laki-laki mengutus anak beru
laki-laki dan perempuan dari pihak pengantin laki-laki meminjam pengantin ke
rumah ibu-bapa pengantin laki-laki dan pengantin membawakan untuk mertua:
Kue-kue, Tilam dan bantal, Satu balai nasi kuning.
Secara simbolik
tuan rumah menyerahkan kepada menantunya asam,
garam, beras, lesung, dan alat-alat memasak dengan maksud bila berada di rumah mertua agar
menantunya mau ikut turun ke dapur. Setelah diadakan upacara tepung tawar, malamnya
dilakukan Mebat, yaitu pengantin mengunjungi kaum kerabat pihak
laki-laki sambil membawa tepak sirih
dan makanan dan pihak kerabat memberikan cemetuk kepada kedua
pengantin. Setelah tiga malam atau menurut perjanjian maka pengantin diantar kembali
ke rumah pihak perempuan dan pengantin perempuan menerima dari mertua: Tilam
dan bantal, Satu balai nasi kuning, Kue bermacam-macam, Alat-alat pakaian, Alat-alat perhiasan,
Alat-alat rumah tangga. Selesailah seluruh upacara per kawinan. (****)
tuan rumah menyerahkan kepada menantunya asam,
garam, beras, lesung, dan alat-alat memasak dengan maksud bila berada di rumah mertua agar
menantunya mau ikut turun ke dapur. Setelah diadakan upacara tepung tawar, malamnya
dilakukan Mebat, yaitu pengantin mengunjungi kaum kerabat pihak
laki-laki sambil membawa tepak sirih
dan makanan dan pihak kerabat memberikan cemetuk kepada kedua
pengantin. Setelah tiga malam atau menurut perjanjian maka pengantin diantar kembali
ke rumah pihak perempuan dan pengantin perempuan menerima dari mertua: Tilam
dan bantal, Satu balai nasi kuning, Kue bermacam-macam, Alat-alat pakaian, Alat-alat perhiasan,
Alat-alat rumah tangga. Selesailah seluruh upacara per kawinan. (****)