dirasakan oleh para keluarga korban yang tewas tersambar petir, Senin (28/11)
sore kemarin. Rasa keharuan serta duka itu tampak tergambar dari raut wajah
keluarga dan warga saat kedua kerenda yang membawa jenazah kedua korban.
Informasi dihimpun wartawan, kedua mayat korban yang meninggal dunia akibat
tersambar petir yakni Asia (52) dan Juminem (58), Selasa (29/11) siang sekira
pukul 11.30 WIB tampak diberangkatkan untuk dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum
(TPU) desa setempat. Tangis haru keluarga mengiringi para korban saat kerenda
yang diangkat para pelayat diberangkatkan secara bersama-sama.
Pantauan wartawan, warga juga tampak ramai berkumpul di areal kuburan saat
proses pemakaman kedua korban yang berada di TPU yang sama. Keluarga korban
tampak sibuk melakukan prosesi pemakaman.
“Pemakaman kedua korban dilakukan secara bersamaan tadi, dan kejadian ini
merupakan musibah yang tidak disangka-sangka,” kata warga bernama Yono
(50) warga setempat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lima orang petani disambar petir saat mereka
berteduh di sebuah pondok (gubuk, red) areal persawahan di Dusun V, Desa Tanah
Rendah, Kecamatan Air Putih, Batubara, Senin (28/11) sore. Dalam peristiwa itu,
dua petani tewas di tempat, 2 orang kritis, dan 1 orang selamat.
WIB. Cuaca di lokasi mendung. Beberapa menit kemudian hujan lebat. Kelima
petani yang saat itu sedang menanam padi kemudian bergegas ke pondok yang ada
di sekitar lokasi untuk berteduh.
menggelegar. Saat petir pertama, tidak ada masalah. Tapi petir kedua dan
ketiga, suara keras. Kelima petani yang saat itu berada di gubuk makin was-was.
Saat petir yang keempat menggelegar, kilatan mengenai gubuk. Seluruh petani
yang berteduh di gubuk itu terkena sambaran petir. Dua diantaranya Asia (52) dan Juminem (58)
meninggal di tempat. Kedua korban masih bertetangga di Dusun VII, Desa Tanah
Tinggi, Kecamatan Air Putih, Batubara.
dan Ase (30), kritis. Masing-masing korban ini merupakan warga Dusun IV, Desa
Tanah Rendah, Kecamatan Air Putih, Batubara. Kemudian Paidi (68), si pemilik
gubuk juga mengalami lemas.
itu langsung mengevakuasi para korban. Korban yang selamat langsung dilarikan
ke Rumah Sakit Lasmi, Desa Tanah Tinggi, untuk mendapatkan perawatan medis.
Kemudian jenazah korban disemayamkan di rumah di Dusun VII, Desa Tanah Tinggi.
Senin (28/11) sore, warga tampak berbondong-bondong melayat ke rumah duka.
Ketepatan jarak antara rumah almarhum Asia dan Juminem cukup
berdekatan. Suasana haru dna menyedihkan tampak menyelimuti keluarga, apalagi
kehidupan kedua korban tergolong miskin.
tidak menyangka akan kejadian yang menimpa kedua korban. Mereka juga mengaku
tidak ada firasat atas kejadian itu.
dengan kejadian ini. Saya tahu kejadian ini tadi dari warga yang memberitahu
saya,” ujar Nuri (64), suami Juminem korban meninggal dunia saat di rumah
duka.
istrinya memang bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
menanam padi di sawah,” ujar Nuri sedih.
sekitar pukul 06.30 WIB,” kata pria yang mengaku telah dikaruniai enam
orang anak ini.
almarhum istrinya bekerja di sawah bersama tiga orang warga lainnya. Dan,
mereka sama sekali tidak ada yang membawa handphone.
istrinya mengalami luka gores pada kening sebelah kanan. Sementara bagian tubuh
korban sama sekali tidak ada yang gosong.
istrinya akan dikebumikan
dari korban meninggal dunia Asia, juga mengaku tidak menyangka dan tidak
ada firasat atas peristiwa itu.
kejadian ini,” ujarnya.
mengantarkan istrinya bekerja dengan mengendarai sepedamotor sekitar pukul
06.30 WIB. Selama ini, istrinya memang bekerja menanam padi.
dia terakhir menanam padi. Tapi jadi seperti ini,” katanya dengan
bercucuran air mata.
itu istrinya mengalami luka dan darah keluar dari telinga.
darah,” ujarnya.
bersama tiga warga lainnya yang menjadi korban. Sementara satu orang laki-laki
yang juga ikut menjadi korban merupakan pemilik pondok (gubuk, red) itu.
rumah tadi memberitahukan kejadian ini,” kata Sudarman.
(29/11), jenazah istri saua akan dikebumikan di TPU di desa ini,” kata
Sudarman, mengakhiri sambil mengatakan korban meninggalkan seorang anak
perempuan bernama Yati (20).
menjelaskan, kejadian yang menimpa warganya itu terjadi karena tersambar petir
saat hujan turun.
Mereka warga saya,” ujarnya.
merupakan warga Desa Tanah Rendah. Selama ini, mereka memang bekerja sebagai
buruh tani.
Ta’ziah malam pertama dan akan dijadikan satu tempat pelaksanaan Takziahnya
karena rumah para korban berdekatan.
akan dikebumikan,” ujar Wahyudi, saat ditemui di rumah duka.
Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Kanit Reskrim Polsek Indrapura
IPTU JH Sinaga membenarkan kejadian tersebut.
akibat kejadian itu,” ujarnya. (wan/dro/ma/int)