Jasad korban pertama kali ditemukan Alwi Ilham (24), keponakan korban sekitar pukul 09.30 WIB. Korban diduga nekat mengakhiri hidupnya, karena putus asa setelah ditinggal istrinya yang telah menikah lagi dengan pria lain.
Kakak kandung korban Mida, mengaku tidak memiliki firasat lain atas meninggalnya korban. Dia juga tidak mengetahui secara pasti alasan korban mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
‘’Beberapa hari belakangan ini dia selalu murung dan lebih banyak diam. Anak saya kadang sampai takut kalau berpapasan dengannya. Terkadang dia sering juga marah-marah, tanpa alasan jelas. Inilah yang membuat anak saya takut,” ujar Mida.
Masih menurut Mida, almarhum telah berpisah dengan istinya Fitri, sejak setahun lalu. Atas kejadian itu, ia dan suaminya merasa prihatin dengan kehidupan rumah tangga korban yang berantakan setelah ditinggalkan mantan istrinya itu.
Mida sangat menyayangkan kenapa korban harus bunuh diri.
Ia menyebutkan, sejak pisah dengan istrinya, korban sudah tinggal dengan mereka kurang lebih 3 bulan. Mida mengungkapkan, mereka sangat menyayangi korban.
‘’Kami sangat sayang sama dia. Memang, sejak ditinggalkan istri, hidupnya tidak menentu. Ditambah lagi, dia tidak memiliki pekerjaan tetap, makanya kami mengajaknya untuk tinggal bersama kami,” kata Mida, sambil menitikkan air mata.
Sementara itu teman korban bernama Teteh (45), warga setempat, mengatakan, korban diduga putus asa setelah ditinggal pergi istrinya. Mantan istrinya itu saat ini telah menikah dengan pria lain dan sedang hamil beberapa bulan.
Beberapa hari lalu, dia bercerita kepada jika korban mengalami stres karena tinggal istri. Almarhum juga bahwa mantan istrinya sudah menikah dengan pria lain dan sedang hamil beberapa bulan. Sementara keempat anak mereka, tinggal bersama keluarga baru mantan istrinya itu.
‘’Dia memang sempat cerita ke saya bahwa sedang stres setelah ditinggal istrinya. Dia juga bercerita bahwa mantan istrinya sudah menikah dengan pria lain dan sedang hamil beberapa bulan saat ini. Sementara keempat anak mereka, tinggal bersama keluarga baru mantan istrinya itu,” ungkapnya.
Pantauan wartawan, sebelum jenazah korban dievakuasi, warga tampak memadatai lokasi tempat korban mengakhiri hidupnya. Tak satupun keluarga dan warga yang berani menurunkan jasad korban. Mereka memilih menunggu kedatangan petugas kepolisian.
‘’Kita tak mau (menurunkannnya, red), karena khawatir takut kenapa-kenapa,” ujar salahseorang warga.
Sekitar satu jam lebih jasad korban tergantung dengan kondisi leher terikat seutas tali nilon dengan lidah terjulur. Jenazah korban kemudian dievakuasi petugas ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran untuk diautopsi. (mar/dro)