SIBOLGA- Khairul Hutagalung tak tahu lagi harus berkata apa setelah ditipu
pembeli yang memberikannya uang palsu pecahan Rp100 ribu. Pedagang di bilangan
Jalan KH Zainul Arifin Sibolga ini menemukan dula lembar uang palsu pecahan
Rp100 ribu ketika menghitung hasil penjualan.
pembeli yang memberikannya uang palsu pecahan Rp100 ribu. Pedagang di bilangan
Jalan KH Zainul Arifin Sibolga ini menemukan dula lembar uang palsu pecahan
Rp100 ribu ketika menghitung hasil penjualan.
Itu
terjadi pada Kamis (17/11) malam, saat itu warungnya tengah ramai pembeli. Khairul
mengatakan, si pengedar uang palsu seperti sudah memantau warung miliknya. Saat
adiknya menjaga warung, si pengedar uang palsu itu melakukan transaksi jual
beli.
terjadi pada Kamis (17/11) malam, saat itu warungnya tengah ramai pembeli. Khairul
mengatakan, si pengedar uang palsu seperti sudah memantau warung miliknya. Saat
adiknya menjaga warung, si pengedar uang palsu itu melakukan transaksi jual
beli.
Sebab,
sebelumnya ia telah beberapa kali mendapati pembeli menggunakan uang palsu. “Uang
palsu itu, kertasnya seperti kertas HVS, warnanya pudar, ketika dicium aromanya
seperti kertas buku. Tanda airnya juga tidak ada, benang emasnya juga tidak
ada. Kalau saya perkirakan, saat adik saya yang menjaga warung, pengedar itu
membelanjakan uang palsu itu. Mungkin pelakunya dua orang. Mereka datang dengan
cara bergantian dan biasanya mereka membeli rokok,” ungkap Khairul, Jumat
(18/11).
sebelumnya ia telah beberapa kali mendapati pembeli menggunakan uang palsu. “Uang
palsu itu, kertasnya seperti kertas HVS, warnanya pudar, ketika dicium aromanya
seperti kertas buku. Tanda airnya juga tidak ada, benang emasnya juga tidak
ada. Kalau saya perkirakan, saat adik saya yang menjaga warung, pengedar itu
membelanjakan uang palsu itu. Mungkin pelakunya dua orang. Mereka datang dengan
cara bergantian dan biasanya mereka membeli rokok,” ungkap Khairul, Jumat
(18/11).
Merasa
kesal dan kecewa, Khairul kemudian membakar uang palsu tersebut setelah
mengabadikan fotonya menggunakan kamera handphone.
kesal dan kecewa, Khairul kemudian membakar uang palsu tersebut setelah
mengabadikan fotonya menggunakan kamera handphone.
“Pastinya
kesal dan kecewa. Dalam waktu satu hari, saya menemukan dua lembar uang palsu.
Ini jadi pembelajaran. Lain kali saya akan lebih hati-hati menerima uang dari
pembeli. Setelah kejadian ini, saya berencana membeli alat pendeteksi uang
rupiah,” tukas Khairul.
kesal dan kecewa. Dalam waktu satu hari, saya menemukan dua lembar uang palsu.
Ini jadi pembelajaran. Lain kali saya akan lebih hati-hati menerima uang dari
pembeli. Setelah kejadian ini, saya berencana membeli alat pendeteksi uang
rupiah,” tukas Khairul.
Sementara,
Humas Bank Indonesia Sibolga Rendy, mengaku prihatin dengan temuan uang palsu
yang beredar di masyarakat. Sebenarnya, masyarakat dapat mengenali keaslian
uang dengan tiga langkah mudah, yaitu dilihat, diraba, diterawang (3D).
Humas Bank Indonesia Sibolga Rendy, mengaku prihatin dengan temuan uang palsu
yang beredar di masyarakat. Sebenarnya, masyarakat dapat mengenali keaslian
uang dengan tiga langkah mudah, yaitu dilihat, diraba, diterawang (3D).
“Hal
itu juga dapat mencegah peredaran uang palsu di masyarakat. Kita mengimbau,
bila masyarakat menemukan uang palsu, segera diserahkan ke polisi atau langsung
melaporkannya ke BI Sibolga,” ujar Rendy.
itu juga dapat mencegah peredaran uang palsu di masyarakat. Kita mengimbau,
bila masyarakat menemukan uang palsu, segera diserahkan ke polisi atau langsung
melaporkannya ke BI Sibolga,” ujar Rendy.
BI
akan melacak nomor seri yang tertera pada uang palsu tersebut sehingga dapat diketahui
dari mana sumbernya.
akan melacak nomor seri yang tertera pada uang palsu tersebut sehingga dapat diketahui
dari mana sumbernya.
“BI
mengetahui peredaran uang dari nomor serinya. Bila uang itu dipalsukan, akan
ketahuan dimana sumber atau daerahnya,” tandasnya.
mengetahui peredaran uang dari nomor serinya. Bila uang itu dipalsukan, akan
ketahuan dimana sumber atau daerahnya,” tandasnya.
Berdasarkan
data BI Wilayah Sumut, untuk triwulan pertama tahun 2016, ditemukan uang palsu
sebanyak 1.446 lembar atau meningkat 3,4 persen disbanding waktu yang sama
tahun lalu. Sedangkan pada triwulan kedua ditemukan 1.496 lembar.
data BI Wilayah Sumut, untuk triwulan pertama tahun 2016, ditemukan uang palsu
sebanyak 1.446 lembar atau meningkat 3,4 persen disbanding waktu yang sama
tahun lalu. Sedangkan pada triwulan kedua ditemukan 1.496 lembar.
Uang
palsu ioni bukan hasil tangkapan aparat, tapi berasal dari setoran bank,
setoran masyarakat.
palsu ioni bukan hasil tangkapan aparat, tapi berasal dari setoran bank,
setoran masyarakat.
Kepala
BI Wilayah Sumut Difi A Johansyah mengatakan, temuan terbesar uang palsu ada di
kota-kota besar, yakni Medan, Pematangsiantar dan Sibolga.
BI Wilayah Sumut Difi A Johansyah mengatakan, temuan terbesar uang palsu ada di
kota-kota besar, yakni Medan, Pematangsiantar dan Sibolga.
“Presentase
uang palsu di Medan sangat besar, mendapai 91,3 persen. Sedangkan di
Pematangsiantar hanya 5,4 persen dan di Sibolga 1,5 persen. Uang palsu yang
ditemukan kebanyakan pecahan Rp50 ribu,” ujarnya, belum lama ini. (ab/int)
uang palsu di Medan sangat besar, mendapai 91,3 persen. Sedangkan di
Pematangsiantar hanya 5,4 persen dan di Sibolga 1,5 persen. Uang palsu yang
ditemukan kebanyakan pecahan Rp50 ribu,” ujarnya, belum lama ini. (ab/int)