Bocah berumur 9 tahun bernama Rahmad Putra Habibi yang telah ditinggalkan ayahnya sejak berumur 1 bulan dan saat ini dibesarkan seorang ibu bernama Leli Marlina dan bertempat tinggal di Dusun Janji Pekan Desa Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Dengan hidup serba seadanya yang tinggal menumpang di rumah milik saudaranya, Rahmad sejak setahun belakangan ini telah divonis dokter mengidap penyakit infeksi darah, hampir tidak bisa berjalan. Hari-harinya kebanyakan berada dalam gendongan sang ibunya.
“Beginilah setiap harinya pak. Sudah setahun ini, kalau saya nyuci terpaksa saya letakkan dulu dia. Saya yang gak tahan mendengar kalau dia merintih kesakitan. Saya tidak tau harus berbuat apa lagi. Saya hanya bisa berdo’a kepada Tuhan agar ada orang yang membantu menyisihkan sedikit rezekinya untuk pengobatan anak saya,” ungkap Leli Marlina dengan mata berkaca-kaca. Senin (14/11) di kediamannya.
Leli juga mengeluhkan bengkak hitam yang selalu muncul dan kering akibat dibiarkan serta terkadang menumbulkan aroma tidak sedap di tubuh anaknya itu. “Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya bisa berdo’a, air mata ini sudah bosan menetes dengan sendirinya, kasihan Rahmad,” kata wanita setengah tua ini sambil memeluk erat anaknya.
Sesekali rengekan kesakitan tak lepas dari mulut Rahmad. Sementara sang ibu hanya mampu mengelus-elus kepala dan punggung belakang anaknya memberikan isyarat agar bersabar. “Mak.. Sakit. Ini jarinya mau putus lagi, mak sakit kali,” rintih Rahmad siang itu saat disambangi.
Ketika disinggung upaya pengobatan yang dilakukan keluarga, Leli Marlina mengatakan bahwa mereka telah mengikuti program BPJS, hanya saja sudah tidak bisa dipergunakan lagi karena tidak membayar premi setiap bulannya.
“Saya hanya bekerja mengumpulkan lidi untuk dibikin sapu. Kadang jadi kuli cuci di rumah tetangga. Apalah daya saya, pernah BPJSnya diurus, tapi sudah tidak bisa digunakan lagi karena tidak dibayar bulanannya,” ungkapnya.
Kata dia, Rahmad pada Mei lalu pernah di rujuk ke rumah sakit di Medan, namun hanya bertahan 25 hari, Rahmad kembali diboyong pulang kampung karena kehabisan biaya.
Kendati sudah sulitpun, janda beranak dua ini terkena aksi tipu calo yang mengatasnamakan pihak BPJS.
Jika tidak mendapatkan rezeki, Leli mengakui dibantu tetangga untuk biaya hidup sehari-hari. “Alhamdulillah dibantu tetangga, kalaulah ada tempat saya mengemis yang pasti bisa menghasilkan uang. Saya akan mengemis pulang mencari lidi, saya gak tahan lihat anak saya menahan sakitnya,” sebut Leli.
Dengan kondisi ini, dia berharap ada dermawan yang mau membantu atau mengulurkan tangan untuk biaya pengobatan anaknya. “Cuman itulah harapan saya. Berdo’a ada kesembuhan dan ada uluran tangan para dermawan,” harapnya. (nik/rah/ma/int)