MADINA- Pasangan suami istri Mahidir (35) dan Anni (33) menelan duka yang mendalam. Anak kedua mereka, Ariyadi (14) meregang nyawa akibat tersengat kabel listrik di sungai Jalan Lintas Timur Panyabungan, Sabtu (5/4) sekitar pukul 15.45.
Setelah dilarikan ke RSUD Panyabungan, Ariyadi menghembuskan napas terakhir di pangkuan ibu dan neneknya. Saat itu itu, ayahnya Mahidir masih berada di kebun, kebetulan Mahidir yang tercatat sebagai warga Kelurahan Dalan Lidang Panyabungan bekerja sebagai tukang deres di kebun karet milik warga setempat.
Pantauan di TKP, ada sejumlah personil Kepolisian dari Polsek Panyabungan juga Polres Madina yang melakukan olah tempat kejadian.
Informasi dihimpun, sebelum kejadian, korban Ariyadi bersama empat temannya sedang mencari ikan di kawasan sungai. Lalu Ariyadi memilih turun ke sungai, sementara empat orang temannya itu menunggu di bibir sungai dan berada di ketinggian.
Saat kaki Ariyadi menyentuh air sungai, sontak temannya kaget melihat Ariyadi yang langsung terjatuh dan tubuhnya bergetar. Melihat kondisi Ariyadi, teman-temannya langsung berteriak minta tolong.
Saat itu juga, warga yang mendengar dan mengetahui kejadian tersebut datang memberikan bantuan. Mereka mengevakuasi tubuh korban dari dalam sungai menggunakan kayu dan peralatan lainnya.
“Kebetulan kami sedang kerja dekat tempat kejadian, tiba-tiba ada yang minta tolong, kami menuju lokasi dan melihat korban masih bergerak dan tubuhnya bergetar, satu orang kawan kami yang berusaha menolong sempat kesetrum juga. Kami bantu dan langsung hubungi polisi. Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit,” sebut saksi mata bernama Darmawi (43) kepada Metro Tabagsel
Darmawi menjelaskan, di tempat kejadian ia bersama warga yang lain melihat ada kabel jatuh ke sungai, dan diperkirakan tubuh korban Ariyadi menyentuh arus tersebut dan jatuh. “Ada di situ kabel yang jatuh, masih ada arusnya, kawan kami tadi sempat kesetrum di situ,” tambahnya.
Selang beberapa menit kemudian, di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Panyabungan yang hanya berjarak sekitar dua kilometer dari TKP, dipenuhi isak tangis dari ibu korban bersama keluarga lainnya.
Kemudian, jenazahnya dibawa ke ruang mayat selanjutnya keluarga membawa ke rumah duka di simpang Danau Siombun Kelurahan Dalan Lidang Panyabungan.
Kapolres Madina AKBP Rudi Rifani SIK melalui Kasat Reskrim AKP Henro Sutarno mengatakan, hasil olah TKP, pihaknya memperikarakan penyebab korban meninggal akibat tersengat kabel listrik. “Dugaan sementara, korban meninggal karena tersengat kabel listrik,” ucapnya.
Saat disinggung apakah kabel tersebut milik PLN, Henro belum bisa memastikan, karena pihaknya masih sedang di lokasi kejadian. “Belum (dipastikan), kami masih di lokasi, yang pasti penyebabnya karena kesetrum kabel,” tutupnya.
Isak tangis pecah di IGD RSUD Panyabungan, Sabtu sore (5/11). Ibunda Ariyadi bernama Anni (33) tak sanggup menahan tangisnya, begitu juga dengan keluarga lainnya seperti neneknya, etek (tante) nya, dan keluarga yang lain. Mereka tidak menyangka Ariyadi meninggal secepat itu.
“Baya anakkon, sehatna ho nangkin, oh Tuhan, nahancitan on, (Oalah Anakku ini, tadi kamu masih sehat, oh Tuhan, sakit kalilah ini)” celoteh Anni di tengah isak tangis kalimat yang hampir sama juga keluar dari ucapan sang nenek.
Tante korban Ariyadi yang mengaku bermarga Nasution kepada Metro Tabagsel di dalam IGD RSUD Panyabungan mengatakan, semua keluarga kaget mengetahui kabar keponakannya itu kesetrum saat mencari ikan di sungai irigasi Lintas timur.
“Tadi kami diberitahu, anak kakak saya ini kesetrum dan sudah dibawa ke rumah sakit, kami langsung buru-buru kesini, ternyata si Ariyadi sudah meninggal dunia,” ujar wanita berjilbab itu.
Menurutnya, kepergian Ariyadi masih ibarat di dalam mimpi, sebab siangnya Ariyadi masih berada di rumah, dan ia pamit sama ibunya (Anni) untuk pergi main-main sama temannya.
“Tadi siang, dia pamit sama ibunya, katanya mau pergi main, ia masih minta uang sama ibunya, hanya beberapa jam kami dapat kabar ini,” sebutnya sambil menahan tangis.
Di saat seisi ruangan tersebut masih pecah dengan suara tangisan, tiba-tiba ayah Ariyadi, Mahidir tiba di IGD RSUD Panyabungan, ia langsung memeluk anak laki-lakinya itu dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Saat kejadian, Mahidir ternyata sedang berada di kebun karet, kebetulan ia bekerja sebagai tukang deres di kebun milik warga Kelurahan Dalan Lidang yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. “Saya sedang menderes di kebun lalu dijemput warga. Saya tinggalkan mereka tadi pagi, semuanya baik-baik saja, ternyata saya sekarang sudah kehilangan anak laki-laki satu-satunya,” ucap Mahidir.
Ariyadi merupakan anak kedua dari lima bersaudara, dan Ariyadi satu-satunya anak laki-laki di keluarga itu. Sekitar pukul 17.15 Wib, jenazah Ariyadi dibawa ke rumah duka di Dalan Lidang Panyabungan untuk dikebumikan. (wan)