TANJUNGBALAI – Diduga sarat dengan penyimpangan, Inspektorat
dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) diminta agar melakukan
audit terhadap kegiatan “Tanjungbalai and Toba Culture Festival”
Tahun 2016.
dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) diminta agar melakukan
audit terhadap kegiatan “Tanjungbalai and Toba Culture Festival”
Tahun 2016.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD
Kota Tanjungbalai Buyung Pohan kepada koran ini, Jumat (25/11).
Kota Tanjungbalai Buyung Pohan kepada koran ini, Jumat (25/11).
“Sesuai dengan isi spanduk-spanduk serta pengakuan panitia, kegiatan
Tanjungbalai and Toba Culture Festival tahun 2016 itu dilaksanakan selama dua
hari yakni tanggal 22 November dan 23 November 2016. Akan tetapi, ternyata
kegiatannya baru dibuka secara resmi pada hari Selasa tanggal 22 November dan
langsung ditutup pada hari Rabu malam, tanggal 23 November. Artinya, kegiatan
tersebut dilaksanakan hanya satu hari dan dua malam saja. Selain itu, sepinya
peserta dan pengunjung juga membuktikan bahwa pengelolaan anggaran untuk
melaksanakan kegiatan tersebut juga tidak maksimal. Oleh karena itu, kita
sangat berharap kepada Inspektorat Kota maupun BPK agar segera melakukan audit
terhadap pengelolaan anggaran untuk kegiatan Tanjungbalai and Toba Culture
Festival tersebut,” ujar Buyung Pohan.
Dihubungi terpisah, hal senada juga diungkapkan Ketua Fraksi
Hanura DPRD Kota Tanjungbalai Hj Nessy Aryani. Katanya, apabila memang ada
indikasi penyimpangan, maka sudah seharusnya pihak terkait melakukan audit
terhadap pengelolaan anggaran dalam kegiatan Tanjungbalai and Toba Culture
Festival itu.
Hanura DPRD Kota Tanjungbalai Hj Nessy Aryani. Katanya, apabila memang ada
indikasi penyimpangan, maka sudah seharusnya pihak terkait melakukan audit
terhadap pengelolaan anggaran dalam kegiatan Tanjungbalai and Toba Culture
Festival itu.
“Karena kegiatan Tanjungbalai and Toba Culture Festival tersebut
mengunakan uang negara, maka pelaksanaan maupun pengelolaan keuangannya
seharusnya dilakukan secara transparan. Oleh sebab itu, atas adanya dugaan
melakukan penyimpangan, kita juga sangat setuju, apabila pihak terkait
melakukan audit terhadap kegiatan Tanjungbalai and Toba Culture Festival tersebut,”
ujar Nessy Aryani.
Sementara itu, informasi yang diperoleh koran ini di lapangan
mengatakan, untuk kegiatan Tanjungbalai and Toba Culture Festival tersebut,
Pemko Tanjungbalai telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp543 juta dalam APBD
Tahun 2016. Sayangnya, selain waktunya hanya satu hari saja, kegiatan yang
dilaksanakan dengan harapan dapat menjadi penarik atau magnet bagi wisatawan
mancanegara berkunjung ke Sumatera Utara, khususnya Danau Toba melalui Kota
Tanjungbalai ternyata sepi dari peserta maupun pengunjung. (ck-5/syaf)
mengatakan, untuk kegiatan Tanjungbalai and Toba Culture Festival tersebut,
Pemko Tanjungbalai telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp543 juta dalam APBD
Tahun 2016. Sayangnya, selain waktunya hanya satu hari saja, kegiatan yang
dilaksanakan dengan harapan dapat menjadi penarik atau magnet bagi wisatawan
mancanegara berkunjung ke Sumatera Utara, khususnya Danau Toba melalui Kota
Tanjungbalai ternyata sepi dari peserta maupun pengunjung. (ck-5/syaf)