BATUBARA– Lima orang petani disambar petir saat mereka
berteduh di sebuah pondok (gubuk, red) areal persawahan di Dusun V, Desa Tanah
Rendah, Kecamatan Air Putih, Batubara, Senin (28/11) sore. Dalam peristiwa itu,
dua petani tewas di tempat, 2 orang kritis, dan 1 orang selamat.
berteduh di sebuah pondok (gubuk, red) areal persawahan di Dusun V, Desa Tanah
Rendah, Kecamatan Air Putih, Batubara, Senin (28/11) sore. Dalam peristiwa itu,
dua petani tewas di tempat, 2 orang kritis, dan 1 orang selamat.
Kejadian itu sekitar pukul 15.30 WIB. Cuaca di lokasi
mendung. Beberapa menit kemudian hujan lebat. Kelima petani yang saat itu
sedang menanam padi kemudian bergegas ke pondok yang ada di sekitar lokasi
untuk berteduh.
mendung. Beberapa menit kemudian hujan lebat. Kelima petani yang saat itu
sedang menanam padi kemudian bergegas ke pondok yang ada di sekitar lokasi
untuk berteduh.
Selain hujan lebat, petir menggelegar. Saat petir pertama,
tidak ada masalah. Tapi petir kedua dan ketiga, suara keras. Kelima petani yang
saat itu berada di gubuk makin was-was.
tidak ada masalah. Tapi petir kedua dan ketiga, suara keras. Kelima petani yang
saat itu berada di gubuk makin was-was.
Dan kekhawatiran itu pun muncul. Saat petir yang keempat
menggelegar, kilatan mengenai gubuk. Seluruh petani yang berteduh di gubuk itu
terkena sambaran petir. Dua diantaranya Asia
(52) dan Juminem (58) meninggal di tempat. Kedua korban masih bertetangga di
Dusun VII, Desa Tanah Tinggi, Kecamatan Air Putih, Batubara.
menggelegar, kilatan mengenai gubuk. Seluruh petani yang berteduh di gubuk itu
terkena sambaran petir. Dua diantaranya Asia
(52) dan Juminem (58) meninggal di tempat. Kedua korban masih bertetangga di
Dusun VII, Desa Tanah Tinggi, Kecamatan Air Putih, Batubara.
Sementara rekannya Rohima (50) dan Ase (30), kritis.
Masing-masing korban ini merupakan warga Dusun IV, Desa Tanah Rendah, Kecamatan
Air Putih, Batubara. Kemudian Paidi (68), si pemilik gubuk juga mengalami
lemas.
Masing-masing korban ini merupakan warga Dusun IV, Desa Tanah Rendah, Kecamatan
Air Putih, Batubara. Kemudian Paidi (68), si pemilik gubuk juga mengalami
lemas.
Warga yang mengetahui kejadian itu langsung mengevakuasi
para korban. Korban yang selamat langsung dilarikan ke Rumah Sakit Lasmi, Desa
Tanah Tinggi, untuk mendapatkan perawatan medis. Kemudian jenazah korban
disemayamkan di rumah di Dusun VII, Desa Tanah Tinggi.
para korban. Korban yang selamat langsung dilarikan ke Rumah Sakit Lasmi, Desa
Tanah Tinggi, untuk mendapatkan perawatan medis. Kemudian jenazah korban
disemayamkan di rumah di Dusun VII, Desa Tanah Tinggi.
Pantauan METRO ASAHAN di rumah duka, Senin (28/11) sore,
warga tampak berbondong-bondong melayat ke rumah duka. Ketepatan jarak antara
rumah almarhum Asia dan Juminem cukup
berdekatan. Suasana haru dna menyedihkan tampak menyelimuti keluarga, apalagi
kehidupan kedua korban tergolong miskin.
warga tampak berbondong-bondong melayat ke rumah duka. Ketepatan jarak antara
rumah almarhum Asia dan Juminem cukup
berdekatan. Suasana haru dna menyedihkan tampak menyelimuti keluarga, apalagi
kehidupan kedua korban tergolong miskin.
Tidak Ada Firasat
Para keluarga korban sama
sekali tidak menyangka akan kejadian yang menimpa kedua korban. Mereka juga
mengaku tidak ada firasat atas kejadian itu.
sekali tidak menyangka akan kejadian yang menimpa kedua korban. Mereka juga
mengaku tidak ada firasat atas kejadian itu.
‘’Saya tidak ada firasat apa-apa dengan kejadian ini. Saya
tahu kejadian ini tadi dari warga yang memberitahu saya,” ujar Nuri (64), suami
Juminem korban meninggal dunia saat di rumah duka.
tahu kejadian ini tadi dari warga yang memberitahu saya,” ujar Nuri (64), suami
Juminem korban meninggal dunia saat di rumah duka.
Dia mengatakan, selama ini istrinya memang bekerja sebagai
buruh tani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
buruh tani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
‘’Setiap hari istri saya bekerja menanam padi di sawah,”
ujar Nuri sedih.
ujar Nuri sedih.
‘’Tadi pagi dia berangkat bekerja sekitar pukul 06.30
WIB,” kata pria yang mengaku telah dikaruniai enam orang anak ini.
WIB,” kata pria yang mengaku telah dikaruniai enam orang anak ini.
Ia menyebutkan, saat kejadian almarhum istrinya bekerja di
sawah bersama tiga orang warga lainnya. Dan, mereka sama sekali tidak ada yang
membawa handphone.
sawah bersama tiga orang warga lainnya. Dan, mereka sama sekali tidak ada yang
membawa handphone.
Menurutnya, atas kejadian itu, istrinya mengalami luka gores
pada kening sebelah kanan. Sementara bagian tubuh korban sama sekali tidak ada
yang gosong.
pada kening sebelah kanan. Sementara bagian tubuh korban sama sekali tidak ada
yang gosong.
Rencananya, hari ini jenazah istrinya akan dikebumikan
Sementara, Sudarman (56), suami dari korban meninggal dunia Asia, juga mengaku tidak menyangka dan tidak ada firasat
atas peristiwa itu.
atas peristiwa itu.
‘’Gak ada firasat saya dengan kejadian ini,” ujarnya.
Pagi sebelum kejadian, ia mengantarkan istrinya bekerja
dengan mengendarai sepedamotor sekitar pukul 06.30 WIB. Selama ini, istrinya
memang bekerja menanam padi.
dengan mengendarai sepedamotor sekitar pukul 06.30 WIB. Selama ini, istrinya
memang bekerja menanam padi.
“Dan, rencananya memang hari ini dia terakhir menanam padi.
Tapi jadi seperti ini,” katanya dengan bercucuran air mata.
Tapi jadi seperti ini,” katanya dengan bercucuran air mata.
Ia mengungkapkan, akibat kejadian itu istrinya mengalami
luka dan darah keluar dari telinga.
luka dan darah keluar dari telinga.
“Telinganya mengeluarkan darah,” ujarnya.
Ia menyebutkan, dia bekerja bersama tiga warga lainnya yang
menjadi korban. Sementara satu orang laki-laki yang juga ikut menjadi korban
merupakan pemilik pondok (gubuk, red) itu.
menjadi korban. Sementara satu orang laki-laki yang juga ikut menjadi korban
merupakan pemilik pondok (gubuk, red) itu.
‘’Dialah yang langsung datang ke rumah tadi memberitahukan
kejadian ini,” kata Sudarman.
kejadian ini,” kata Sudarman.
‘’Rencananya, hari ini Selasa (29/11), jenazah istri saua
akan dikebumikan di TPU di desa ini,” kata Sudarman, mengakhiri sambil
mengatakan korban meninggalkan seorang anak perempuan bernama Yati (20).
akan dikebumikan di TPU di desa ini,” kata Sudarman, mengakhiri sambil
mengatakan korban meninggalkan seorang anak perempuan bernama Yati (20).
Takziah Dijadikan Satu Tempat
Kepala Desa Tanah Tinggi Wahyudi menjelaskan, kejadian yang
menimpa warganya itu terjadi karena tersambar petir saat hujan turun.
menimpa warganya itu terjadi karena tersambar petir saat hujan turun.
‘’Korban meninggal dua orang. Mereka warga saya,” ujarnya.
Sementara tiga korban selamat merupakan warga Desa Tanah
Rendah. Selama ini, mereka memang bekerja sebagai buruh tani.
Rendah. Selama ini, mereka memang bekerja sebagai buruh tani.
‘’Malam ini akan dilaksanakan Ta’ziah malam pertama dan akan
dijadikan satu tempat pelaksanaan Takziahnya karena rumah para korban berdekatan.
dijadikan satu tempat pelaksanaan Takziahnya karena rumah para korban berdekatan.
Dan, besok Jenazah para korban akan dikebumikan,” ujar
Wahyudi, saat ditemui di rumah duka.
Wahyudi, saat ditemui di rumah duka.
Kapolres Batubara Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte
Silalahi SIK, melalui Kanit Reskrim Polsek Indrapura IPTU JH Sinaga membenarkan
kejadian tersebut.
Silalahi SIK, melalui Kanit Reskrim Polsek Indrapura IPTU JH Sinaga membenarkan
kejadian tersebut.
.
‘’Dua korban meninggal dunia akibat kejadian itu,”
ujarnya. (wan/dro/ma/int)
ujarnya. (wan/dro/ma/int)