Kisruh pembongkaran jembatan itu terjadi Minggu (30/10), di Lingkungan VII, Kelurahan Aek Loba, Kecamatan Aek Kuasan, Asahan. Tensi warga semakin mengubun-ubun saat melihat alat berat datang ke lokasi hendak melakukan pembongkaran jembatan.
Ada ratusan warga menduduki lokasi jembatan mencegah jangan sampai terjadi pembongkaran jembatan. Sementara pihak PTPN IV Pulau Raja tetap berusaha meneruskan misinya membongkar jembatan yang dibangun warga. Sehingga tidak ada titik temu dan antara warga dengan pihak perkebunan PTPN IV Pulau Raja nyaris terjadi bentrok.
Tapi kekhawatiran terjadinya bentrok antara warga dengan pihak PTPN IV Pulau Raja tidak sampai pecah menyusul kedatangan sejumlah petugas kepolisian. Kapolsek Pulau Raja AKP Dahrun Harahap yang turun langsung memimpin pasukannya berusaha mengamankan kedua belah pihak jangan sampai terjadi kontak fisik. Tindakan serupa juga dilakukan Sofyan Ismail, Anggota DPRD Asahan. Sofyan Ismail juga tampak berusaha menenangkan warganya jangan sampai bertindak anarkis.
Mutija, salahseorang warga Lingkungan VII, Kelurahan Aek Loba, mengatakan sangat kecewa terhadap sikap PTPN IV Pulau Raja. Menurut Mutija, sejak zaman penjajahan Belanda, jembatan yang mereka pertahankan itu sudah ada.
Dia mengungkapkan bahwa keberadaan jembatan itu sangat membantu warga, terutama untuk menunjang aktivitas perekonomian. Ia mengklaim warga sebenarnya sudah cukup bersabar. Jauh sebelumnya, mereka sudah menyurati Manager PTPN IV Pulau Raja, agar tidak dilakukan pembongkaran terhadap jembatan tersebut.
Kami sudah dua kali menyurati Manager PTPN IV Pulau Raja tapi tidak diindahkan,” sebut Mutija. “Melalui jembatan ini lah kami melintas untuk mencari nafkah, mencari rumput makanan ternak lembu,” katanya lagi.
Maka, atas kesadaran warga pula kemudian membangun kembali jembatan yang sebelumnya dibongkar oleh pihak PTPN IV Pulau Raja. Ia menyebutkan, sebelumnya sudah ada jembatan di lokasi itu tapi kemudian dibongkar pihak PTPN VI.
“Atas kesepakatan warga, kami membangun kembali jembatan tersebut. Setelah jembatan selesai kami bangun, tiba-tiba perusahaan mau membongkarnya lagi. Ya… kami marah,” tandas Mutija, menjelaskan alasan mereka menghadang alat berat yang sengaja didatangkan pihak PTPN IV ke lokasi.
Menurut Mutija, jembatan itu sebenarnya merupakan akses yang menghubungkan warga Lingkungan VII dengan Desa Tunggul 45 maupun Desa Persatuan.Sementara, dari informasi dihimpun koran ini, pihak perkebunan PTPN IV Pulau Raja sengaja membongkar jembatan tersebut untuk menghalau ternak warga tidak masuk ke areal kebun, terutama ke areal perkebunan yang baru ditanami kelapa sawit.
Kepada wartawan, Sofyan Ismail, Anggota DPRD Asahan, menuturkan, sebelumnya ada jembatan di lokasi itu tapi sudah dihancurkan pada saat PT Varem membuka pabrik kelapa sawit. Perusakan jembatan itu dilakukan saat PTPN IV Pulau Raja memberikan perluasan jalan menuju PKS PT Varem. Kemudian warga membangun kembali jembatan itu secara swadaya dan bermohon agar jangan dibongkar.
Sementara, Kapolsek Pulau Raja AKP Dahrun Harahap mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Tidak anarkis.
“Kita masih menunggu kedatangan manager agar dimuswarahkan kembali,” kata AKP Dahrun Harahap berusaha menenangkan warga.
Kami sudah dua kali menyurati Manager PTPN IV Pulau Raja tapi tidak diindahkan,” sebut Mutija. “Melalui jembatan ini lah kami melintas untuk mencari nafkah, mencari rumput makanan ternak lembu,” katanya lagi.
Maka, atas kesadaran warga pula kemudian membangun kembali jembatan yang sebelumnya dibongkar oleh pihak PTPN IV Pulau Raja. Ia menyebutkan, sebelumnya sudah ada jembatan di lokasi itu tapi kemudian dibongkar pihak PTPN VI.
“Atas kesepakatan warga, kami membangun kembali jembatan tersebut. Setelah jembatan selesai kami bangun, tiba-tiba perusahaan mau membongkarnya lagi. Ya… kami marah,” tandas Mutija, menjelaskan alasan mereka menghadang alat berat yang sengaja didatangkan pihak PTPN IV ke lokasi.
Menurut Mutija, jembatan itu sebenarnya merupakan akses yang menghubungkan warga Lingkungan VII dengan Desa Tunggul 45 maupun Desa Persatuan.Sementara, dari informasi dihimpun koran ini, pihak perkebunan PTPN IV Pulau Raja sengaja membongkar jembatan tersebut untuk menghalau ternak warga tidak masuk ke areal kebun, terutama ke areal perkebunan yang baru ditanami kelapa sawit.
Kepada wartaean, Sofyan Ismail, Anggota DPRD Asahan, menuturkan, sebelumnya ada jembatan di lokasi itu tapi sudah dihancurkan pada saat PT Varem membuka pabrik kelapa sawit. Perusakan jembatan itu dilakukan saat PTPN IV Pulau Raja memberikan perluasan jalan menuju PKS PT Varem. Kemudian warga membangun kembali jembatan itu secara swadaya dan bermohon agar jangan dibongkar.
Sementara, Kapolsek Pulau Raja AKP Dahrun Harahap mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Tidak anarkis.
“Kita masih menunggu kedatangan manager agar dimuswarahkan kembali,” kata AKP Dahrun Harahap berusaha menenangkan warga.
Ke pihak PTPN IV Pulau Raja, AKP Dahrun Harahap juga meminta agar jangan melakukan pembongkaran terhadap jembatan yang dibangun warga sebelum ada keputusan Manager PTPN IV.
Lalu dilakukan dialog antara Anggota DPRD Asahan Sofyan Ismail, yang mewakili warga, pihak PTPN IV Pulau Raja diwakili Asisten Kepala (Askep) Edy Harianto serta disaksikan Kapolsek Pulau Raja AKP Dahrun Harahap. Lewat dialog itu kemudian disepakati dilakukan pertemuan lanjutan di Kantor DPRD Asahan di Kisaran, Jumat (4/11) mendatang. Setelah ada kata sepakat, kemudian pihak PTPN IV Pulau Raja membawa kembali alat beratnya. Warga pun kemudian membubarkan diri. (sof/dro/ma)